TARI
KEJAI DARI SUKU REJANG KABUPATEN LEBONG
DISUSUN
OLEH:
RIA ANZALENA ( A1G013088 )
Semester : III A
Dosen Pengampu:
Bambang Parmadie, M.Sn
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan
tuhan yang memiliki akal dan pikiran yang dapat membentuk suatu kebudayaan di daerah yangdi tempatinya. Dan setiap populasi manusia memiliki perbedaan pola pikir juga perasaan sesuai di
daerahnya masing-masing, sehingga kebudayaan di masing-masing daerah itu
berbeda-berbeda. Seperti semboyan Indonesia yaitu Bhineka
Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-bada namun tetap satu jua.
Indonesia memiliki banyak
kebudayaan yang telah ada sejak zaman nenekmoyang. Mulai dari ujung barat
(sabang) sampai ujung timur (marauke), Indonesia
mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan bangsa lain
dan mempunyai kekhasannya tersendiri pada setiap daerahnya.Dalam
perkembangan di masyarakat umum, kebudayaan
merupakan hasil olah pikir dan perasaan manusia yang berlangsung cukup lama.Salah satu kebudayaan di
Indonesia adalah tarian, dapat dipastikan disetiap daerah di Indonesia memiliki
tarian yang berbeda-beda.
Di Indonesia tepatnya di daerah salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi
Bengkulu yaitu kabupaten Lebong, dengan suku asli yaitu suku Rejang, kira-kira 85 km dari kota Bengkulu di daerah ini terdapat tarian
kebudayaan yang bernama tari kejai.Tari kejai merupakan salah satu kebudayaan Rejang Lebong dan dianggap sebagai tarian yang
sakral. Tari kejai memiliki gerakan yang sederhana sehingga sangat mudah
untuk dipelajari, dan pada makalah tugas mata kuliah Konsep Seni, kali ini akan dibahas asal usul
tari kejai, gerakan-gerakan yang ada
pada tari kejai beserta peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam tarian adat dari suku Rejang kabupaten Lebong tersebut.
A. Ruang Lingkup
A.
Bagaimana asal usul tari kejai
dan perkembangannya di suku Rejang kabupaten Lebong?
B.
Bagaimana gerakan-gerakan dan posisi penari yang ada di tari kejai?
C.
Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam menampilkan tari kejai?
C.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan makalah sesuai dengan ruang
lingkup diatas adalah :
A.
Untuk mengetahuibagaimana asal usul tari kejai yang ada di suku Rejang kabupaten Lebong dan perkembangannya yang telah dijelaskan oleh narasumber.
B.
Untuk mengetahuibagaimana gerakan-gerakan dan pola lantai
yang ada pada tari kejai.
C.
Untuk mengetahui apa saja peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan dalam menampilkan tari kejai
D.
Manfaat
Adapun manfaat yang
diharapkan penulis dengan dibuatnya makalah ini adalah :
A.
Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai asal
usul tari kejai dan perkembangannya
disuku Rejang kabupaten Lebong.
B.
Agar pembaca dapat mengetahui gerakan-gerakan dan posisi
penari serta makna yang terkandung dalam tari kejai.
C.
Agar pembaca dapat mengetahui perlengkapan apa saja yang
dibutuhkan dalam menampilkan tari Kejai
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Tari Kejai
suku Rejang kabupaten Lebong
(Menurut informasidari
narasumber H. Sayman djay pada hari sabtu, tanggal 22/11/14).Beberapa ratus tahun
yang lalu di daerah provinsi Bengkulu tepatnya daerah Rejang Lebong berdiri
sebuah kerajaan yang bernama pinang berlapis yang dipimpin oleh seorang raja.
Singkat cerita suatu ketika raja ini berniat untuk melaksanakan sebuah hajatan
besar atau dalam bahasa Lebong disebut dengan kejai. Semua makanan dan masakan dapat disediakan dalam hajatan
bahkan untuk satu kampung sekalipun namun sang raja kebingungan apa yang harus
dilakukakan dalam hajatan tersebut.
Karena kepercayaan orang dulu terhadap dewa maka
dikatakanlah melalui dewa tersebut datang seorang petapa, kemudian petapa
tersebut menjelaskan kepada raja cara melaksanakan hajat yang baik dan
bagus.Keseluruhannyapun diatur oleh sang petapa mulai dari pemotongan kerbau
dan penyajian makanan, Petapa juga memberikan solusi kepada raja agar digelar
acara bujang merindukan gadis dan gadis merindukan bujang, petapa tersebut
memberi solusi demikian karena sulitnya laki-laki dan perempuan zaman dahulu
untuk bertemu apalagi berkenalan,Nah sang petapa pun mengajarkan cara-cara
menari seperti burung elang. Dari situ gerakan yang diajarkan oleh sang petapa
tersebut dalam hajatan terus populer dan dinamakanlah tari kejaioleh
masyarat Lebong, bahkan para pemuda pemudinya pun wajib bisa menarikan tari
kejai tersebut karena jika tidak maka tidak akan dapat berkenalan.
Namun dalam kutipan situs (www.kejai dance)
menulis :
Keberadaan kejai sudah terlihat di Bengkulu sejak 1468 M dan mulanya
bernama ta’ei jang.Diperkirakan
dibawa oleh seorang pedagang bernama Hassanuddin Al-Pasee.Hingga kini, tari kejai menjadi satu-satunya tarian Bengkulu
dari tanah Rejang
dan kerap ditarikan saat perhelatan besar keluarga seperti pernikahan, penyambutan tamu agung, khitanan, dan saat panen raya. Dahulu, alat musik yang digunakan terbuat dari bambu sebagai kelintang, bambung betung sebagai gong, kulit
binatang sebagai redap atau alat musik pukul, sementara ada bambu khusus yang
didesain sebagai serdam atau alat musik tiup. Akan tetapi, sejak para biku dari
Majapahit datang, semua alat musik tradisional itu digantikan dengan alat musik
dari logam.
Proses
membawakan tari kejai tidaklah mudah. Menurut cerita, ada kejai yang dilaksanakan selama 3-15 hari bahkan
sampai 9 bulan. Untuk melakukannya pun terkadang harus memotong kerbau dan sapi terlebih
dahulu. Tuan rumah harus atas marga, serta mengundang marga-marga yang lain dan
harus memperlakukan tamu dengan sebaik-baiknya. Tarian ini semakin
dianggap sakral karena membutuhkan tempat yang khusus untuk membawakannya. Sebelum dan sesudah menampilkan tari kejai, diadakan
ritual terlebih dahulu, yaitu pemotongan tebu hitam dan langir yang telah diberikan mantra oleh
seorang sesepuh sebelum memulai tarian.Seminggu sebelum diselenggarakannya
acara, masyarakat satu dusun juga akan bergotong royong mendirikan balie kejei, yakni balai dengan ukuran
6x8 meter atau 6x12 meter.
Sejalan dengan cerita diatas,dikarenakan belum adanya
bukti otentik serta penjelasan yang mendetail dan komprehensifmengenai asal-usul dan sejarah dari tari kejai, hingga saat ini memicu timbulnya banyak
versi yang berkembang dikalangan masyarakat untuk itu belum dapat diketahui
pasti bagaimana latar belakang dari tari kejai.Seiring dengan perkembangan jaman
tari kejai ini biasanya digunakan untuk merayakan pernikahan,
khitanan, panen raya, acara perpisahan sekolah
dan kegiatan-kegiatan lain yang menyangkut
kedaerahan dan saat pernikahan, pengantin pria dan wanita dianjurkan
untuk mengikuti tarian ini.
Pada zaman modern sekarang ini menurut narasumber yaitu bapak H. Sayman djay
mengatakan bahwatarian kejai sudah
tidak populer lagi bahkan tari kejaisudah
jarang sekali ditampilkan, berbagai upayapun dilakukan baik dari pemerintah
maupun masyarakat yang hatinya masih tergerak untuk melestarikan tarian tersebut dengan melaksanakan berbagai kegiatan
perlombaan,seperti salah satu situs mengatakan:
“Dengan memanfaatkan acara yang tepat, pemerintah Rejang Lebong
terus berupaya meningkatkan rasa cinta kebudayaan terhadap anak-anak muda
daerah, dan pada saat ini sudah mulai ditetapkan bahwa setiap warga yang asli
dari suku Rejang ataupun menikah dengan adat Rejang dianjurkan menggunakan tari
Kejai untuk menyambut para tetamu”.
Meskipun demikian dalam pelaksanaannya ternyata masih
ada yang belum menggunakan tari kejai
dan tidak menutup kemungkinan, bahwa pudar dan berkurangnya kepopuleran dari tari kejai saat ini dikarenakan anak muda pada saat ini kurang
menyukai kebudayaan asli Indonesia. Semua ini dapat terlihat dengan kurangnya antusias para pemuda dan
pemudi terhadap kebudayaan, kebanyakan hanya terpaksa mempelajari tarian-tarian karena tuntutan pembelajaran saja.
B.
Gerakan-gerakan yang ada
pada Tari kejai
Tari kejaimerupakan tarian yang dilakukan
secara berpasang-pasangan,yang dilakukan minimal 3 pasang anak sangeu.Gerakan-gerakan yang ada pada Tari kejai sangatlah
sederhana dan monoton,gerakan inti tarikejai ada
2 macam yaitu gerakan tetap dan gerakan peralihan. Pada gerakan tetap, penari
perempuan, kedua telapak tangan menghadap ke depan
setinggi bahu, dan setelah gerakan matah dayung memegang ujung selendang.
Sedangkan pada gerakan tetap penari laki-laki, kedua telapak tangan menghadap
ke depan setinggi kepala juga gerakan kedua tangan berada di sebelah kiri
seperti sedang memegang senjata, dan setelah gerakan peralihan atau matah dayung, kedua telapak tangan menghadap ke
depan disamping paha.Berikut gerakan, dan pola lantai yang ada pada tari
kejaiyang saya pelajari dari
narasumber H.Sayman djay 22/11/14 didesa Tangua
kecamatan Uram jaya kabupaten Lebong: Sebelum menari para anak sangeu sudah berada di posisi, dan posisi berdiri langsung duduk dengan posisi paha kaki kanan lurus ke depan, menapak dilantai dan kaki kiri bertumpu dengan tumit.Seperti gambar berikut.Dengan pola lantai yang pertama menghadap kedepan lalu melakukan gerakan menyembah yang disebut dengan sambei pembuka
B.
Peralatan dan
Pelengkapan yang dibutuhkan dalam Tari Kejai
A.
Alat MusikPengiring Tari Kejai
Kelintang, redap dan gong merupakan alat musik khas tradisional suku Rejang, yang dari jaman dahulu kala sudah di pakai
pada musik
pengiring tarian sakral dan agung suku Rejang, yaitu tari kejai
dengan keterangan satu buah gong, 5 buah kelintang dan satu buah redap
Ke tiga alat musik tradisional tersebut sangat penting
perannya dalam tarian kejai, oleh sebab itu sebelum dimulai
tariannya, oleh suku Rejang kelintang, redap dan gong tersebut harus
dipersiapkan terlebih dahulu karena bagian yang penting dalam tari kejai.
A.
Pakaian dan Aksesoris Penari
a)
Pakaian dan aksesoris yang
dikenakan oleh penari laki-laki berupa:
·
Baju jaswarna hitam
·
Celana dasar hitam
·
Penutup kepala yang disebut dengan cek’ulew
·
Selempang dari kanan ke kiri
·
Songket
·
Kris
b)
Pakaian dan aksesoris yang
dikenakan penariperempuan berupa:
·
Baju kurung beludru warna merah dengan logam warna emas
·
Mengenakan songket
·
Selendang
·
Motif bagian bawahnya berbentuk pucukrebung
·
Sunting goyang dan cempaka harus ganjil
·
Mengenakan kalung, gelang dan anting- anting
·
Kemudian burung-burung
·
Mengenakan penutup dada
B.
Penei
Penei adalah sebuah meja yang diletakkan di tengah untuk diputari oleh para penari pada
saat tarian dimulai.
Meja penei
bukanlah sebuah meja kosong biasa. Penei merupakan lambang dari kemakmuran,
yang terdiri dari:
·
Pisang
emas setandan
·
Sirih
beserta gagangnya menandakan bahwa orang rejang berada
·
Pinang
beserta gagangnya
·
Daun
setawar beserta batangnya
·
Daun
sedingin beserta batangnya
·
Buah
kundur
·
Tebu
sebatang panjang
·
Penyeluwangbeserta
batangnya
·
Beronang
tanjakpane tanjak
·
Teleng
tampa
·
Ambin dogan
·
Tombak
“kojoa”, pedang, sewar atau keris
sebagai lambing keamanan
·
Payungsebagai
lambang perlindungan, dan disusun di atas meja, pada meja terdapat
·
Bakul
sirih
·
Lampu
·
Talam berisi
beras dan gula merah
·
Ayam
jantan “monok bi’ing”
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
studi lapangan yang telah penulis laksanakan selama dua hari di desa Tangua, Kecamatan
Uram Jaya Kabupaten Lebong pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 22 November
2014, Diceritakan oleh narasumber bahwa tari kejai merupakan tarian yang sakral
yang ada di lebong. Bermula dari seorang raja yang ada di daerah Rejang Lebong dari
sebuah kerajaan Pinang Berlapis yang akan melakukan hajatan besar dan memohon kepada dewa agar diberikan
petunjuk, lalu datanglah seorang petapa yang mengajarkan gerakan-gerakan
perkenalan antara bujang dan gadis yang kini disebut dengan Tari Kejai.
Sebagai hasil
kebudayaanTari kejaimemiliki gerakan yang sangat
sederhana dan monoton, banyak pengulangan gerak dalam tari ini, namun tari ini
mengandung makna dalam setiap gerakannya.Seperti
gerak sembah yang dilakukan sebanyak tiga kali menghadap kedepan,dan tiga kali
menghadap ke pasangan masing-masing penari memiliki makna penghormatan kepada
para tamu undangan, penonton dan sesama penari. Kemudian gerakan tetap yang
dilakukan para penari perempuan seperti tangan diatas bahu mengadah keatas
memiliki makna bahwa sang perempuan siap menerima lamaran sang laki-laki,
begitu juga pada gerakan tetap laki-laki yang mengangkat tangan diatas bahu
mengadah ke bawah menandakan bahwa para penari laki-laki memberi lamaran dan
sang laki-laki tampak berwibawa.sedang gerakan matah dayung adalah gerakan variasi
untuk gerakan peralihan.
Dalam tari
kejai ini juga di butuhkan berbagai peralatan dan perlengkapan yang harus ada
dalam menampilkan tarian yaitu alat musik diantaranya gong, redap dan kelintang,
pakaian para penari dan perlengkapan penei yang diletakkan di tengah-tengah
balai tempat menari kejai.
A.
SARAN
Sekarang sangat minim
sekali pemuda dan pemudi yang senang dan berlatih tari daerah.Jikapun ada
terkadang hanya keterpaksaan dan tuntutan proses pembelajaran saja. Namun tampak malah orang-orang yang tinggal jauh dari Indonesia, justru
menyukai dan melestarikan budaya Indonesia di negara asalnya.Sebagai pemuda dan pemudi yang terlahir ditanah
air tercinta yaitu indonesia,
alangkah baiknya jika kita mengetahui akan pentingnya melestarikan sebuah
kebudayaan yang berada di setiap daerah terutama daerah kita Provinsi Bengkulu. Jangan hanya bisa mengikuti modernisasi, tetapi melupakan kebudayaan sendiri.
Utamanya lagi pada masyarakat umum yang berada di lebong selaku pemilik
Tari Kejai agar lebih mensosialisasikan lagi tarian ini dan menghadirkan tarian
pada setiap kesempatan seperti pesta pernikahan, khitanan, acara kedaerahan,
acara disekolahatau bahkan mengadakan perlombaan-perlombaan untuk tarian
tersebut.Selaku pemerintah setempat jugasebaiknya lebih maksimal lagi
dalam upaya pelestarian tari kejai
masyarakat suku Rejang ini. Bukan hanya milik masyarakat suku rejang, tetapi ciri khas dari
masyarakat kabupaten Lebong
Untuk itu mulai sejak dini mari kita sebagai pemuda dan pemudi sebagai
generasi penerus bangsa dan selaku warga negara indonesia mencintai kebudayaan
yang ada di Indonesia terutama di daerah masing-masing demi untuk melestarikan
budaya kita Indonesia.
DAFTAR
PUSKATA
Mohon maaf jika terdapat kesalahan pengunggahan dalam tulisan saya ini :)