Blue Fire Pointer Story is my Life : 2014

Hit Counter


Sabtu, 27 Desember 2014

Konsep Seni

KONSEP SENI
TARI KEJAI DARI SUKU REJANG KABUPATEN LEBONG





DISUSUN OLEH:
RIA ANZALENA ( A1G013088 )
Semester : III A

Dosen Pengampu:
Bambang Parmadie, M.Sn


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang memiliki akal dan pikiran yang dapat membentuk suatu kebudayaan di daerah yangdi tempatinya. Dan setiap populasi manusia memiliki perbedaan pola pikir juga perasaan sesuai di daerahnya masing-masing, sehingga kebudayaan di masing-masing daerah itu berbeda-berbeda. Seperti semboyan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-bada namun tetap satu jua.
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang telah ada sejak zaman nenekmoyang. Mulai dari ujung barat (sabang) sampai ujung timur (marauke), Indonesia mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan bangsa lain dan mempunyai kekhasannya tersendiri pada setiap daerahnya.Dalam perkembangan di masyarakat umum, kebudayaan merupakan hasil olah pikir dan perasaan manusia yang berlangsung cukup lama.Salah satu kebudayaan di Indonesia adalah tarian, dapat dipastikan disetiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang berbeda-beda.

Di Indonesia tepatnya di daerah salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Lebong, dengan suku asli yaitu suku Rejang, kira-kira 85 km dari kota Bengkulu di daerah ini terdapat tarian kebudayaan yang bernama tari kejai.Tari kejai merupakan salah satu kebudayaan Rejang Lebong dan dianggap sebagai tarian yang sakral. Tari kejai memiliki gerakan yang sederhana sehingga sangat mudah untuk dipelajari, dan pada makalah tugas mata kuliah Konsep Seni, kali ini akan dibahas asal usul tari kejai, gerakan-gerakan yang ada pada tari kejai beserta peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam tarian adat dari suku Rejang kabupaten Lebong tersebut.

A.       Ruang Lingkup

A.           Bagaimana asal usul tari kejai dan perkembangannya di suku Rejang  kabupaten Lebong?
B.            Bagaimana gerakan-gerakan dan posisi penari yang ada di tari kejai?
C.            Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam menampilkan tari kejai?

C.       Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan makalah sesuai dengan ruang lingkup diatas adalah :
A.           Untuk mengetahuibagaimana asal usul tari kejai yang ada di suku Rejang kabupaten Lebong  dan perkembangannya yang telah dijelaskan oleh narasumber.
B.            Untuk mengetahuibagaimana gerakan-gerakan dan pola lantai yang ada pada tari kejai.
C.            Untuk mengetahui apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam menampilkan tari kejai
D.       Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dengan dibuatnya makalah ini adalah :
A.           Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai asal usul tari kejai dan perkembangannya disuku Rejang kabupaten Lebong.
B.            Agar pembaca dapat mengetahui gerakan-gerakan dan posisi penari serta makna yang terkandung dalam tari kejai.
C.            Agar pembaca dapat mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam menampilkan tari Kejai

BAB II

PEMBAHASAN

A.       Asal Usul Tari Kejai suku Rejang kabupaten Lebong

(Menurut informasidari narasumber H. Sayman djay pada hari sabtu, tanggal 22/11/14).Beberapa ratus tahun yang lalu di daerah provinsi Bengkulu tepatnya daerah Rejang Lebong berdiri sebuah kerajaan yang bernama pinang berlapis yang dipimpin oleh seorang raja. Singkat cerita suatu ketika raja ini berniat untuk melaksanakan sebuah hajatan besar atau dalam bahasa Lebong disebut dengan kejai. Semua makanan dan masakan dapat disediakan dalam hajatan bahkan untuk satu kampung sekalipun namun sang raja kebingungan apa yang harus dilakukakan dalam hajatan tersebut.
Karena kepercayaan orang dulu terhadap dewa maka dikatakanlah melalui dewa tersebut datang seorang petapa, kemudian petapa tersebut menjelaskan kepada raja cara melaksanakan hajat yang baik dan bagus.Keseluruhannyapun diatur oleh sang petapa mulai dari pemotongan kerbau dan penyajian makanan, Petapa juga memberikan solusi kepada raja agar digelar acara bujang merindukan gadis dan gadis merindukan bujang, petapa tersebut memberi solusi demikian karena sulitnya laki-laki dan perempuan zaman dahulu untuk bertemu apalagi berkenalan,Nah sang petapa pun mengajarkan cara-cara menari seperti burung elang. Dari situ gerakan yang diajarkan oleh sang petapa tersebut dalam hajatan terus populer dan dinamakanlah  tari kejaioleh masyarat Lebong, bahkan para pemuda pemudinya pun wajib bisa menarikan tari kejai tersebut karena jika tidak maka tidak akan dapat berkenalan.
Namun dalam kutipan situs (www.kejai dance) menulis :
Keberadaan kejai sudah terlihat di Bengkulu sejak 1468 M dan mulanya bernama ta’ei jang.Diperkirakan dibawa oleh seorang pedagang bernama Hassanuddin Al-Pasee.Hingga kini, tari kejai menjadi satu-satunya tarian Bengkulu dari tanah Rejang dan kerap ditarikan saat perhelatan besar keluarga seperti pernikahan, penyambutan tamu agung, khitanan, dan saat panen raya. Dahulu, alat musik yang digunakan terbuat dari bambu sebagai kelintang, bambung betung sebagai gong, kulit binatang sebagai redap atau alat musik pukul, sementara ada bambu khusus yang didesain sebagai serdam atau alat musik tiup. Akan tetapi, sejak para biku dari Majapahit datang, semua alat musik tradisional itu digantikan dengan alat musik dari logam.
Proses membawakan tari kejai tidaklah mudah. Menurut cerita, ada kejai yang dilaksanakan selama 3-15 hari bahkan sampai 9 bulan. Untuk melakukannya pun terkadang harus memotong kerbau dan sapi terlebih dahulu. Tuan rumah harus atas marga, serta mengundang marga-marga yang lain dan harus memperlakukan tamu dengan sebaik-baiknya. Tarian ini semakin dianggap sakral karena membutuhkan tempat yang khusus untuk membawakannya. Sebelum dan sesudah menampilkan tari kejai, diadakan ritual terlebih dahulu, yaitu pemotongan tebu hitam dan langir yang telah diberikan mantra oleh seorang sesepuh sebelum memulai tarian.Seminggu sebelum diselenggarakannya acara, masyarakat satu dusun juga akan bergotong royong mendirikan balie kejei, yakni balai dengan ukuran 6x8 meter atau 6x12 meter.
Sejalan dengan cerita diatas,dikarenakan belum adanya bukti otentik serta penjelasan yang mendetail dan komprehensifmengenai asal-usul dan sejarah dari tari kejai, hingga saat ini memicu timbulnya banyak versi yang berkembang dikalangan masyarakat untuk itu belum dapat diketahui pasti bagaimana latar belakang dari tari kejai.Seiring dengan perkembangan jaman tari kejai ini biasanya digunakan untuk merayakan pernikahan, khitanan, panen raya, acara perpisahan sekolah dan kegiatan-kegiatan lain yang menyangkut kedaerahan dan saat pernikahan, pengantin pria dan wanita dianjurkan untuk mengikuti tarian ini.
Pada zaman modern sekarang ini menurut narasumber yaitu bapak H. Sayman djay mengatakan bahwatarian kejai sudah tidak populer lagi bahkan tari kejaisudah jarang sekali ditampilkan, berbagai upayapun dilakukan baik dari pemerintah maupun masyarakat yang hatinya masih tergerak untuk melestarikan tarian tersebut dengan melaksanakan berbagai kegiatan perlombaan,seperti salah satu situs mengatakan:
Dengan memanfaatkan acara yang tepat, pemerintah Rejang Lebong terus berupaya meningkatkan rasa cinta kebudayaan terhadap anak-anak muda daerah, dan pada saat ini sudah mulai ditetapkan bahwa setiap warga yang asli dari suku Rejang ataupun menikah dengan adat Rejang dianjurkan menggunakan tari Kejai untuk menyambut para tetamu.
Meskipun demikian dalam pelaksanaannya ternyata masih ada yang belum menggunakan tari kejai dan tidak menutup kemungkinan, bahwa pudar dan berkurangnya kepopuleran dari tari kejai saat ini dikarenakan anak muda pada saat ini kurang menyukai kebudayaan asli Indonesia. Semua ini dapat terlihat dengan kurangnya antusias para pemuda dan pemudi terhadap kebudayaan, kebanyakan hanya terpaksa mempelajari tarian-tarian karena tuntutan pembelajaran saja.  

B.       Gerakan-gerakan yang ada pada Tari kejai

Tari kejaimerupakan tarian yang dilakukan secara berpasang-pasangan,yang dilakukan minimal 3 pasang anak sangeu.Gerakan-gerakan yang ada pada Tari kejai sangatlah sederhana dan monoton,gerakan inti tarikejai ada 2 macam yaitu gerakan tetap dan gerakan peralihan. Pada gerakan tetap, penari perempuan,  kedua telapak tangan menghadap ke depan setinggi bahu, dan setelah gerakan matah dayung memegang ujung selendang. Sedangkan pada gerakan tetap penari laki-laki, kedua telapak tangan menghadap ke depan setinggi kepala juga gerakan kedua tangan berada di sebelah kiri seperti sedang memegang senjata, dan setelah gerakan peralihan atau matah dayung, kedua telapak tangan menghadap ke depan disamping paha.Berikut gerakan, dan pola lantai yang ada pada tari kejaiyang saya pelajari dari narasumber H.Sayman djay 22/11/14 didesa Tangua kecamatan Uram jaya kabupaten LebongSebelum menari  para anak sangeu sudah berada di posisi, dan posisi berdiri langsung duduk dengan posisi paha kaki kanan lurus ke depan, menapak dilantai dan kaki kiri bertumpu dengan tumit.Seperti gambar berikut.Dengan pola lantai yang pertama menghadap kedepan lalu melakukan gerakan menyembah yang disebut dengan sambei pembuka                          

B.  Peralatan dan Pelengkapan yang dibutuhkan dalam Tari Kejai

A.        Alat MusikPengiring Tari Kejai

Kelintang, redap dan gong merupakan alat musik khas tradisional suku Rejang, yang dari jaman dahulu kala sudah di pakai pada musik pengiring tarian sakral dan agung suku Rejang, yaitu tari kejai dengan keterangan satu buah gong, 5 buah kelintang dan satu buah redap
Ke tiga alat musik tradisional tersebut sangat penting perannya dalam tarian kejai, oleh sebab itu sebelum dimulai tariannya, oleh suku Rejang kelintang, redap dan gong tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu karena bagian yang penting dalam tari kejai.

A.        Pakaian dan Aksesoris Penari

a)              Pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh penari laki-laki berupa:
·                Baju jaswarna hitam
·                Celana dasar hitam
·                Penutup kepala yang disebut dengan cek’ulew
·                Selempang dari kanan ke kiri
·                Songket
·                Kris

b)             Pakaian dan aksesoris yang dikenakan penariperempuan berupa:

·         Baju kurung beludru warna merah dengan logam warna emas
·         Mengenakan songket
·         Selendang
·         Motif bagian bawahnya berbentuk pucukrebung
·         Sunting goyang dan cempaka harus ganjil
·         Mengenakan kalung, gelang dan anting- anting
·         Kemudian burung-burung
·         Mengenakan penutup dada

B.        Penei

Penei adalah sebuah meja yang diletakkan di tengah untuk diputari oleh para penari pada saat tarian dimulai.

Meja penei bukanlah sebuah meja kosong biasa. Penei merupakan lambang dari kemakmuran, yang terdiri dari:
·         Pisang emas setandan
·         Sirih beserta gagangnya menandakan bahwa orang rejang berada
·         Pinang beserta gagangnya
·         Daun setawar beserta batangnya
·         Daun sedingin beserta batangnya
·         Buah kundur
·         Tebu sebatang panjang
·         Penyeluwangbeserta batangnya
·         Beronang tanjakpane tanjak
·         Teleng tampa
·         Ambin dogan
·         Tombak “kojoa”, pedang, sewar atau keris sebagai lambing keamanan
·         Payungsebagai lambang perlindungan, dan disusun di atas meja, pada meja terdapat
·         Bakul sirih
·         Lampu
·         Talam berisi beras dan gula merah

·         Ayam jantan “monok bi’ing

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Berdasarkan studi lapangan yang telah penulis laksanakan selama dua hari di desa Tangua, Kecamatan Uram Jaya Kabupaten Lebong pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 22 November 2014, Diceritakan oleh narasumber bahwa tari kejai merupakan tarian yang sakral yang ada di lebong. Bermula dari seorang raja yang ada di daerah Rejang Lebong dari sebuah kerajaan Pinang Berlapis yang akan melakukan hajatan  besar dan memohon kepada dewa agar diberikan petunjuk, lalu datanglah seorang petapa yang mengajarkan gerakan-gerakan perkenalan antara bujang dan gadis yang kini disebut dengan Tari Kejai.
Sebagai hasil kebudayaanTari kejaimemiliki gerakan yang sangat sederhana dan monoton, banyak pengulangan gerak dalam tari ini, namun tari ini mengandung  makna dalam setiap gerakannya.Seperti gerak sembah yang dilakukan sebanyak tiga kali menghadap kedepan,dan tiga kali menghadap ke pasangan masing-masing penari memiliki makna penghormatan kepada para tamu undangan, penonton dan sesama penari. Kemudian gerakan tetap yang dilakukan para penari perempuan seperti tangan diatas bahu mengadah keatas memiliki makna bahwa sang perempuan siap menerima lamaran sang laki-laki, begitu juga pada gerakan tetap laki-laki yang mengangkat tangan diatas bahu mengadah ke bawah menandakan bahwa para penari laki-laki memberi lamaran dan sang laki-laki tampak berwibawa.sedang gerakan matah dayung adalah gerakan variasi untuk gerakan peralihan.

Dalam tari kejai ini juga di butuhkan berbagai peralatan dan perlengkapan yang harus ada dalam menampilkan tarian yaitu alat musik diantaranya gong, redap dan kelintang, pakaian para penari dan perlengkapan penei yang diletakkan di tengah-tengah balai tempat menari kejai.

A.     SARAN

Sekarang sangat minim sekali pemuda dan pemudi yang senang dan berlatih tari daerah.Jikapun ada terkadang hanya keterpaksaan dan tuntutan proses pembelajaran saja. Namun tampak malah orang-orang yang tinggal jauh dari Indonesia, justru menyukai dan melestarikan budaya Indonesia di negara asalnya.Sebagai pemuda dan pemudi yang terlahir ditanah air tercinta yaitu indonesia, alangkah baiknya jika kita mengetahui akan pentingnya melestarikan sebuah kebudayaan yang berada di setiap daerah terutama daerah kita Provinsi Bengkulu. Jangan hanya bisa mengikuti modernisasi, tetapi melupakan kebudayaan sendiri.
Utamanya lagi pada masyarakat umum yang berada di lebong selaku pemilik Tari Kejai agar lebih mensosialisasikan lagi tarian ini dan menghadirkan tarian pada setiap kesempatan seperti pesta pernikahan, khitanan, acara kedaerahan, acara disekolahatau bahkan mengadakan perlombaan-perlombaan untuk tarian tersebut.Selaku pemerintah setempat jugasebaiknya lebih maksimal lagi dalam upaya pelestarian tari kejai masyarakat suku Rejang ini. Bukan hanya milik masyarakat suku rejang, tetapi ciri khas dari masyarakat  kabupaten Lebong

Untuk itu mulai sejak dini mari kita sebagai pemuda dan pemudi sebagai generasi penerus bangsa dan selaku warga negara indonesia mencintai kebudayaan yang ada di Indonesia terutama di daerah masing-masing demi untuk melestarikan budaya kita Indonesia.

DAFTAR PUSKATA


Repository.upi.edu/588/4/S_SDT_0900308_CHAPTER.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Rejang_Lebongwww.rejanglebong.kab.go.i
http://marpencamiken.blogspot.com/tari-kejei-tarian-sakral-rejang-lebong.html







Mohon maaf jika terdapat kesalahan pengunggahan dalam tulisan saya ini :)