Blue Fire Pointer Story is my Life : September 2014

Hit Counter


Senin, 29 September 2014

Berbagi Ilmu
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PRINSIP-PRISIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN



Dosen Pengampu : Prof. Dr Yohanes Sapri, M.Pd


KELOMPOK 2
1.      Lisa Apriyanti             ( A1G013037 )
2.      Figta Nurilhuda           ( A1G013049 )
3.      Risqia Triana Utami    ( A1G013058 )                       
4.      Ria Anzalena               ( A1G013088 )
5.      Pran Simandika           ( A1G013094 )
6.      Camelia Gultom          (A1G013124  )
Semester II A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014



KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Prinsip-prinsip Belajar Dan asas pembelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


Bengkulu,  September 2014



Penulis








DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................  
Daftar Isi ..................................................................................................................  
Bab I
Pendahuluan ...........................................................................................................  
A.Latar Belakang.......................................................................................................
B.Rumusan Masalah..................................................................................................
C.Tujuan....................................................................................................................
D.Manfaat..................................................................................................................
Bab II
Tinjauan Pustaka.....................................................................................................
Bab III
Pembahasan.............................................................................................................
A.Prinsip-prinsip Belajar............................................................................................
a.Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa.............................................................
b.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru...............................................................
Bab IV
Kesimpulan dan saran ............................................................................................  
Daftar Pustaka ........................................................................................................  









BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.,Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar. Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip pembelajaran, ialah prinsip pembelajaran yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar dapat membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat bertindak secara tepat. 




B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka dapat di ambil rumusan masalah yaitu :
1.      Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar?
2.      Apa yang dimaksud dengan Asas Pembelajaran ?

C.    Tujuan
                 Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
·      Untuk  menambah wawasan dalam mengetahui dan memahami tentang Makna Prinsip-prinsip Belajar
·      Untuk dapat mengetahui tentang Asas-asas pembelajaran

D. Manfaat
Adapun manfaat di buatnya makalah ini agar mahasiswa khususnya mahasiswa PGSD dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip Belajar dan pembelajaran dan asas-asas pembelajaran.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran dari berbagai sumber yang kami simpulkan sebagai berikut.
AHMAD JAUHAR TAUHID
Prinsip adalah pandangan yang menjadi panduan bagi perilaku manusia yang telah terbukti dan bertahan sekian lama.
Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap

 Banyak ahli didaktis-metodis yang telah membahas asas-asas pembelajaran,misalnya S. Nasution (1977) dalam bukunya yang berjudul Didaktik: Asas-Asas Mengajar dan J.M. Mursell(1954) dalam bukunya yang berjudul Succesful Teaching. Dalam analisis dibawah ini sekedar akan ditunjukkan jenis asas mengajar yang diajukan para ahli tersebut. Macam asas mengajar yang diajukan oleh S. Nasution(1977) adalah sebagai berikut Asas motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan siswa,guru membangun motivasi belajar siswa)Asas aktivitas (siswa dibimbing aktif belajar untuk dirinya)Asasperagaan (selaras dengan tingkat berpikir siswa dan usaha untuk memberantas vernalisme)Asas individualitas(menyesuaikan beban pelajaran dengan kemampuan perorangan siswa dan minat-minatnya)Asas belajar darilingkuang (lingkungan sebagai sumber belajar dan kancah penerapan hasil belajar siswa perlu didayagunakansecara efektif dan efisien)Asas kerjasama (kooperasi), yang dimaksud adalah kecakapan siswa dalam kerjakelompok, diskusi dan terbinanya hubungan sosial kelas yang kompak dan sehatAsas persepsi (pengetahuanatau kekayaan kognitif, afektif dan psiko-motoris .

Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

















BAB III
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsipbelajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya, anda sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip belajar yang dapat membimbing aktivitas anda dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah prosedur pelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru.
Dalam rencana pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
A.    Prinsip-prinsip belajar
Banyak teori dan prinsip –prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1.      Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar ( Gage dan berliner,1984:335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhanna. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudian pada mobil (Gage dan Berliner,1984:372)
motivation is the concept we use when we describe the force action on or within on organism to initiate and direct behavior” demikian menurut H.L. Petri (Petri, Herbert L, 1986:3). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir.
Motipasi mempunyai kegiatan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat sesuatu bidang studit tertentu cendung tertarik perhatianya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

Sikap siswa, seperti halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitas
Kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang jadi tangung jawabnya. Insentif, suatu hadiah yang di harapkan diperoleh sesudah  melakukan kegiatan, dapat menimbulkan motif. Dasar teori belajar B.F.skinner dengan operant conditioning –nya (hal ini dibicarakan lebih lanjut dalam prinsip balikan dan penguatan). Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan sebagai contoh, seorang siswa yang dengan sunguh-sunguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang di pelajari. Sedangkan motif eksrinsik adalah tanaga pndorong peyertanya. Sebagai contoh, siswa belajar sunguh –sunguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi oleh keiginan naik kelas atau mendapatkan ijazah naik kelas dan menpatkan ijazah adalah peryerta dari keberhasilan belajar

Motif intrinsik dapat bersifat internal, datang dari diri sendiri,dapat juga bersipat ekstmal datang dari luar. Motif eksrinsik bisa bersifat internal maupun ekstemal, walaupun lebih cbanyak bersifat ekstemal.motif ekstrinsik dapat juga berupa manjadi motif intrinsik, yang disebut “tranformasi motif”.

2.      Keaktifan

Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemamauan dan aspirasinya sendiri. Jhon Dewey misalnya mengemukan, bahwa belajar adalah menyakut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah (Jhon Dewey 1916,dalam davies ,1937:31)

Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja tanpa mengadakan transformasi (Gege and Berliner 1984:267). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Thomdike mengemukakan keatifan siswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Mc Keachi berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial “(Mc Keachi,1976:230 dari Gredler MEB terjemahan munandir, 1991-105).

Dalam setiap belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah di amati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dsb. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.


3.      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang di tuangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara lansung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan tangung jawab terhadap hasilnya .
Pentingya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “ learning by doing “-nya belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa yang aktif, baik individial maupun kelompok, dengan cara memecakan masalah (problem solving ). Guru bertindak sebagai pembimbing  dan fasilitator.

Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, kerterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan internalisasi  nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentuk keterampilan.

4.      Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali .yang pailing tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dsb.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokoh nya yang terkenal Thomdike. Berangakat dari salah satu hukum belajar nya ‘ low of ecercise, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara situmulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman- pengalaman itu membesar  peluang timbulnya respon. Seperti  kata pepatah “ latihan menjadi sempurna “ (Thomdike,1931b:20 dari Gredler, Margaret E Bell,terjemahan munandir,1991: 51). Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada koneksionisme belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka pada piskologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Menurut teori  ini perilaku individu dapat di kondisikan, dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-ngulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. Metode drill dan stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip pengulangan (Gage dan Berliner, 1984:259).

5.      Tantangan

Teori medan (field theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam bahan ajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep,prinsip-prinsip , dan generalisasi tersebut. Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.





6.      balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh  teori belajar Operant Conditioning dari B.F . Skinner. Kalau pada teori  conditioning yang diberi kondisi adalah stimulasinya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thomdike. Siswa akan belajar lebih semangatapabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Menurut B.F.Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negaif dapat memperkuat belajar (Gage dan Berliner, 1984:272). Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik dpaat merupakan oprant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik keas ia terdorong untuk belajar lebih kuat. Siswa menghindar dari hal yang tidak menyenangkan maka penguatan negatif disebut escape  conditioning. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguaran. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan membuat siswa terdorong untuk beljar lebih giat dan bersemangat.
7.      Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran.

Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru,tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Namun demikian, perlu disadari bahwa implementasi prinsip-prinsip belajar sebagai implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru, tidak semuanya terwujud dalam setiap proses pembelajaran. Agar anda mendapat kejelasan tentang implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru, uraian berikut ini dapat membantu anda memperolehnya.

a.       Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa
Siswa sebagai  “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembeljaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-peinsip belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
1.      Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua randangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus-menerus. Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus , siswa dapat melakukannya dengan menentukan/ mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan terget/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.
2.      Keaktifan
Sebagai “primus motor” daam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan beljar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan beljarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pembelajaran dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual,dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suaru reaksi kimia,membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3.      Keterlibatan langsung/berpengalaman
Impikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh penglaman itu berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa. Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri siswa.
4.      Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti (Davies,1987:32). Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi adana prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi,mengerjakan soal-soal latihan, menghafal nama-nama latin tumbuhan dsb.
5.      Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimiliki kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memporoses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintanhuan yang besar terhadap permasalahan yangdihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dar prinsip segala tantangan ini di antaranya adalah melakukan ekperimen, meleksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah
6.      Balikan dan penguatan
Hal ini timbul kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyatan terhap skor/nilai yang di capai atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.


7.      Perbedaan induvidual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar (Davies, 1987:32). Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa di antaranya adalah menentukan tempat duduk dikelas ,menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis.
Contoh : Identifikasi Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di SLTA
I.                   Identitas
Bidang studi               : Biologi
Sub bidang studi         : 11.1 Penggunaan Radiasi dan Radioisotop
Pokok bahasan            : 11.1.1 Radiasi
Sub pokok bahasan     : 11.1.2 Radioisotop
  11.1.3 Dampak penggunaan Radiasi dan Radioisotop
Kelas/smester              : III/6
Alokasi waktu             : 3x2x40 menit







II.                Identifikasi implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa
No
Deskripsi Kegiatan
Prinsip belajar menampak
Pembelajaran
Siswa
1
2
3
4
1








2




3



4




5




6




7




8




9






10







11







12





13



14
Diadakan kunjungan belajar (karyawisata) kebagian radiologi RSUD pada hari minggu. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sebelum pertemuan pertama pokok bahasan penggunaan radiasi dan radioisotop.

Dibahas laporan kunjungan belajar ke RSUD bagian radiologi, dikaitkan dengan radiasi

Diberikan bacaan tentang radiasi untuk dibaca


Mendiskusikan jenis-jenis sinar yang menghasilkan radiasi yang berenergi tinggi


Diceranmahkan dengan bantuan OHP mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu

Diberikan pertanyaan mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu


Didiskusikan kerugian penggunaan radiasi terhadap manusia


Ditayangkan hal-hal yang berhubungan dengan radiasi, sebagai telah dipelajari sebelumnya

Didiskusikan dalam diskusi kelas mengenai teknik perunut radioisotop dalam bidang medis atau farmasi



Diceramahkan tentang teknik perunut radioisotop dalam bidang biologi/pertanian. Selama ceramah ditunjukan gambar-gambar atau poster yang berhubungan denga ceramah

Dilaksanakan Tanya jawab mengenai dampak penggunaan radiasi dan radioisotope yang membahayakan kehidupan



Diadakan reviu tentang pokok bahasan penggunaan radiasi dan radioisitop



Dilancarkan tes tertulis mengenai penggunaan radiasi dan radioisotope

Dikoreksi dan dibahas tes tertulis bersama-sama secara klasikal
Terlibat mengumpulkan informasi tentang radiologi







Memberikan laporan dan sumbangan ide dalam pembahasannya


Membaca tentang bacaan tentang radiasi dan menandai hal-hal penting didalamnya

Terlibat dalam diskusi mengenai jenis-jenis sinar yang menghasilkan radiasi berenergi tinggi

Memperhatikan ceramah mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu


Menjawab secara aktif setiap pertanyaan yang diberikan, mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu

Terlibat dalam diskusi mengenai kerugiaan-kerugian penggunaan radiasi terhadap manusia

Menjawab secara aktif pertanyaan yang diberikan



Terlibat secara aktifdalam diskusi dan turut menanggapi ide atau informasi mengenai teknik perunut radioisotop dalam bidang teknik/farmasi


Memperhatikan ceramah dan mencatat hal-hal yang penting mengenai teknik perunut radioisotop dalam bidang biologi/pertanian



Terlibat Tanya jawab secara aktif, menanggapi dan menjawab pertanyaan mengenai dampak penggunaan radiasi dan radioisotop yang membahayakan kehidupan

Menanyakan, menanggapi, menjawab, mencatat hal-hal penting tentang pokok bahasan penggunaan radiasi dan radioisitop

Mengerjakan tes tertulis mengenai penggunaan radiasi dan radioisotope

Memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti
Perhatian, keaktifan, tantangan







Perhatian, keaktifan, dan tantangan



Keaktifan dan perbedaan individual


Keaktifan, tantangan, dan perbedaan individual


Perhatian, keaktifan, perbedaan individual.



Pengulangan, perbedaan individual.



Keaktifan,keterlibatan langsung, perbedaan individual.


Keaktifan, pengulangan, keterlibatan langsung, perbedaan individual.

Keaktifan, pengulangan, keterlibatan langsung, perbedaan individual
Keaktifan, perbadaan individual

Keaktifan perbedaan
individual






Perhatian, keaktifan, perbedaan individual






Pengulangan, keaktifan, penguatan




Keaktifan, tantangan perbedaan individual


Keaktifan, umpan balik, penguatan, dan perbedaan individual


b.      Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
Guru sebagai penyelenggaraan dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam perilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.
1.      Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut :
a.       Guru menggunakan metode pembelajaran bervariasi
b.      Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan.
c.       Guru menggunakan gaya bahasa tidak monoton
d.      Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip-prinsip motivasi bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku yang diantaranya adalah :
a.       Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
b.      Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
c.       Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahu hasilnya kepada siswa.
d.      Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan.
e.       Memberikan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip-prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2.      Keaktifan
Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjasi lebih bersifat mengindividualis , yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam konsdisi yang ada (sten, 1988:244). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari,memperoleh,dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
a.       Menggunakan multimetode dan multimedia.
b.      Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
c.       Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang ).
d.      Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencata hal-hal yang kuranag jelas
e.       Mengadakan tanya jawab dan diskusi.
3.      Keterlibatan kelangsungan /berpengalaman
Keterlibatan berlangsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental emosional,dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya adalah :
a.       Merancang kkegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
b.      Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demontrasi.
c.       Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
d.      Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotor yang dicontohkan.
e.       Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi diluar kelas ataupun diluar sekolah.
f.       Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.
Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran kegatan pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4.      Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membetuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya adalah :
a.       Merancang pelaksanaan pengulangan
b.      Mengembengkan/merumuskan soal-soal latihan.
c.       Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus di ulang.
d.      Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan.
e.       Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi

5.      tantangan
Tantangan dalam kegiatan pembelajaran yang diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran, perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan diantaranya adalah :
a.       Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secaea individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang)
b.      Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain diluar sekolah sebagai sumber informasi.
c.       Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
d.      Mengembangkan bahan pembeljaran (teks,hand out,modul,dan yang lain.)yang memperhatikan kabutuhan siswa untuk mendapatkan tantagan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.
e.       Membimbing siswa untuk menemukan fakta,konsep,prinsip,dan generalisasi sendiri.
f.       Guru merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah uang disajikan dalam topik diskusi .

6.      Balikan dan penguatan
Implikasi prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru,berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah :
a.       Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dikawab siswa secara benar ataupun salah.
b.      Mengoreksi pembahasan pekerjaan  rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
c.       Memberikan catatan-catatan pada hasil karya siswa (berupa makalah,laporan,klipping pekerjaan rumah)berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
d.      Membagikan lembar jawaban tes pembelajaran yang telah terkoreksi oleh guru,disertai skor dan catatan-catatan bagi pelajar.
e.       Mengumumkan atau menginformasikan peringkat yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
f.       Memberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
g.      Memberikan hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.

7.      perbedaan individual
Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang di antaranya adalah :
a.       Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
b.      Merancangkan  pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
c.       Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.
d.      Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
Contoh : Identifikasi Implikasi Prinsip-prinsip bagi Guru dalam kegiatan Pembelajaran di SLTA
I.                   Identitas
Mata Pelajaran            : Sosiologi dan antropologi
Pokok Bahasan           : 1.1 Kebutuhan Manusia
Sub-Pokok Bahasan    :1.1.1 Pengertian
1.1.2        Kebutuhan Hidup Mendasar/Primer
1.1.3        Kebutuhan Sosial
1.1.4        Kebutuhan Integratif
Kelas/Semester            : II/3
Program                       : Pengetahuan Budaya
II.                Identifikasi Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru
No.
Deskripsi  kegiatan
Prinsip Belajar Menampak
Pembelajaran
Siswa
1
2
3
4
1.





2.




3.


4.






5.






6.





7.




8.




9.







10.




11.



12.
Diberitahukan tujuan dan pokok bahasan dalam kegiatan pengajaran.



Dilakukan tanya jawab tentang pengertian kebutuhan



Dijelaskan tentang tiga jenis kebutuhan manusia.

Ditugaskan kepada siswa untuk mengindentifikasikan macam-macam kebutuhan primer manusia dan cara-cara memenuhi.


Didiskusikan secara klasikal tentang kebutuhan primer manusia dan cara-cara pemenuhannya.



Dijelaskan tentang pengertian kebutuhan sosial manusia.




Dilakukan tanya jawab tentang macam-macam kebutuhan manusia.


Dijelaskan tentang kebutuhan integratif manusia dan contoh-contoh kebutuhan integratif.


Diadakan diskusi kelas tentang kebutuhan integratif manusia, contoh kebutuhan integratif, dan cara pemenuhannya.




Diklakukan perangkuman dan penyimpulan isi pelajaran tentang kebutuhan manusia.


Dilancarkan penilaian hasil belajar pokok bahasan kebutuhan manusia.

Dibahas soal-soal tes penilaian hasil belajar secara bersama-sama.

Menginformasikan tujuan intruksional khusus dan garis besar isi pelajaran serta langkah pengajaran yang akan dilaksanakan.

Memberikan pertanyaan dan memberkan komentar terhadap jawaban yang diberikan.

Menjelaskan tentang tiga jenis kebutuhan manusia.

Menugaskan kepada siswa yang satu bangku mendiskusikan macam-macam kebutuhan primer manusia dan cara-cara memenuhinya.

Mengarahkan dan membimbing diskusi kelas mengenai macam-macam kebutuhan dan car pemenuhannya yang dilakukan manusia.

Menjelaskan pengertian kebutuhan manusia sosial dan memberi kesempatan kepada siswa hal-hal yang kurang jelas.

Menanyakan dan mengulas jawaban tentang macam-macam kebutuhan sosial manusia.

Memberikan bahan bacaan tentang kebutuhan integratif manusia dan pemenuhan kebutuhan integratif.

Mengarahkan dan membimbing diskusi kelas tentang kebutuhan integratif manusia, contoh-contoh kebutuhan integratif manusia, dan cara pemenuhannya.

Mengarahkan pembuatan rangkuman dan kesimpulan tentang kebutuhan manusia yang dilakukan siswa.

Melaksankan penilaian hasil belajar pokok bahasan kebutuhan manusia.

Mengulas jawaban soal-soal tes penilaian hasil belajar bersama siswa.
.................................





.................................




.................................


.................................






.................................






.................................





.................................




.................................




.................................







.................................




.................................



.................................




















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya prosesbelajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3). Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak,  dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan pesertadidik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
Secara umum, prinsip-prisip belajar yaitu :1) Perhatian dan Motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan langsung atau pengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan dan penguatan (law of effect) 7) Perbedaan individual.

B.     Saran
Dengan membaca makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya tentang prinsip belajar dan asas pembelajaran. Sehingga dapat menerapkannya dalam  proses pembelajaran.






DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono.2010.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.RINEKA CIPTA
Imron,Ali.1996.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.DUNIA PUSTAKA JAYA