MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRISIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Prof. Dr Yohanes Sapri, M.Pd
KELOMPOK
2
1. Lisa
Apriyanti ( A1G013037 )
2. Figta
Nurilhuda ( A1G013049 )
3. Risqia Triana Utami ( A1G013058
)
4. Ria Anzalena ( A1G013088 )
5. Pran Simandika ( A1G013094
)
6. Camelia Gultom (A1G013124 )
Semester II A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Prinsip-prinsip Belajar
Dan asas pembelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bengkulu, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar .......................................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan ...........................................................................................................
A.Latar
Belakang.......................................................................................................
B.Rumusan Masalah..................................................................................................
C.Tujuan....................................................................................................................
D.Manfaat..................................................................................................................
Bab II
Tinjauan Pustaka.....................................................................................................
Bab III
Pembahasan.............................................................................................................
A.Prinsip-prinsip
Belajar............................................................................................
a.Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa.............................................................
b.implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi guru...............................................................
Bab IV
Kesimpulan dan saran ............................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.,Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami,
hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang
belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Untuk
menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang
berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip
maupun teori belajar. Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan
berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip-prinsip pembelajaran juga
diperlukan agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang
efektif dan efesien. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun
sendiri prinsip-prinsip pembelajaran, ialah prinsip pembelajaran yang dapat
terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individual. Prinsip-prinsip belajar dapat membimbing aktivitas dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat
bertindak secara tepat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka dapat di ambil rumusan
masalah yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar?
2. Apa
yang dimaksud dengan Asas Pembelajaran ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
·
Untuk menambah wawasan dalam mengetahui dan
memahami tentang Makna Prinsip-prinsip Belajar
·
Untuk
dapat mengetahui tentang Asas-asas pembelajaran
D.
Manfaat
Adapun manfaat di
buatnya makalah ini agar mahasiswa khususnya mahasiswa PGSD dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip Belajar dan pembelajaran dan
asas-asas pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang
dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan
juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran dari berbagai sumber yang kami simpulkan sebagai berikut.
AHMAD
JAUHAR TAUHID
Prinsip
adalah pandangan yang menjadi panduan bagi perilaku manusia yang telah terbukti
dan bertahan sekian lama.
Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar;
Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
Winkel, belajar adalah
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap
Banyak ahli didaktis-metodis yang telah membahas
asas-asas pembelajaran,misalnya S. Nasution (1977) dalam bukunya yang berjudul
Didaktik: Asas-Asas Mengajar dan J.M.
Mursell(1954) dalam bukunya yang berjudul Succesful Teaching. Dalam
analisis dibawah ini sekedar akan ditunjukkan jenis asas mengajar yang
diajukan para ahli tersebut. Macam asas mengajar yang diajukan oleh S. Nasution(1977) adalah sebagai berikut Asas motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan
siswa,guru membangun motivasi belajar siswa)Asas aktivitas (siswa dibimbing
aktif belajar untuk dirinya)Asasperagaan (selaras dengan tingkat berpikir siswa dan usaha untuk memberantas
vernalisme)Asas individualitas(menyesuaikan beban pelajaran dengan kemampuan
perorangan siswa dan minat-minatnya)Asas belajar darilingkuang (lingkungan
sebagai sumber belajar dan kancah penerapan hasil belajar siswa perlu
didayagunakansecara efektif dan efisien)Asas kerjasama (kooperasi), yang
dimaksud adalah kecakapan siswa dalam kerjakelompok, diskusi dan terbinanya
hubungan sosial kelas yang kompak dan sehatAsas persepsi (pengetahuanatau
kekayaan kognitif, afektif dan psiko-motoris .
Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
BAB
III
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
Salah satu
tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat
dilakukan sembarangan, tapi harus menggunakan teori-teori dan
prinsip-prinsipbelajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, anda sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip belajar
yang dapat membimbing aktivitas anda dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan
menentukan langkah demi langkah prosedur pelajaran, namun ia bisa memberi arah
prioritas-prioritas dalam tindakan guru.
Dalam
rencana pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan
tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih
tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang
kelihatannya baik tapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar
siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
A.
Prinsip-prinsip
belajar
Banyak teori dan prinsip –prinsip
belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki
persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan mengajarnya.
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar ( Gage dan
berliner,1984:335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila
bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhanna. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,diperlukan untuk belajar lebih lanjut
atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu
dibangkitkan perhatiannya. Motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi
dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudian pada mobil (Gage dan Berliner,1984:372)
“motivation is the concept we use when we
describe the force action on or within on organism to initiate and direct
behavior” demikian menurut H.L. Petri (Petri, Herbert L, 1986:3). Motivasi dapat merupakan
tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu
tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan
intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir.
Motipasi
mempunyai kegiatan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat sesuatu
bidang studit tertentu cendung tertarik perhatianya dan dengan demikian timbul
motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Sikap siswa,
seperti
halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitas
Kewajiban
bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada
diri siswa terhadap mata pelajaran yang jadi tangung jawabnya. Insentif, suatu hadiah yang di harapkan diperoleh
sesudah melakukan kegiatan, dapat menimbulkan motif. Dasar
teori belajar B.F.skinner
dengan operant conditioning –nya (hal ini dibicarakan lebih lanjut dalam
prinsip balikan dan penguatan).
Motivasi
dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya pendorong yang sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan sebagai contoh, seorang siswa yang dengan
sunguh-sunguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki
pengetahuan yang di pelajari. Sedangkan motif eksrinsik adalah tanaga pndorong
peyertanya. Sebagai contoh, siswa belajar sunguh –sunguh bukan disebabkan ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi oleh keiginan naik kelas atau
mendapatkan ijazah naik kelas dan menpatkan ijazah adalah peryerta dari
keberhasilan belajar
Motif intrinsik dapat bersifat internal, datang dari
diri sendiri,dapat juga bersipat ekstmal datang dari luar. Motif eksrinsik bisa
bersifat internal maupun ekstemal, walaupun lebih cbanyak bersifat ekstemal.motif
ekstrinsik dapat juga berupa manjadi
motif
intrinsik,
yang disebut “tranformasi motif”.
2. Keaktifan
Kecenderungan
psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak
mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemamauan dan aspirasinya
sendiri. Jhon Dewey misalnya mengemukan, bahwa belajar adalah
menyakut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif
harus datang dari siswa sendiri.
Guru
sekedar pembimbing
dan pengarah (Jhon Dewey 1916,dalam davies ,1937:31)
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya
jiwa yang sangat aktif,
jiwa
mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja tanpa
mengadakan transformasi
(Gege and Berliner 1984:267). Menurut teori
ini anak memiliki sifat aktif,
konstruktif
dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan
menarik kesimpulan.
Thomdike mengemukakan keatifan siswa dalam
belajar dengan hukum “law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan
adanya latihan-latihan.
Mc
Keachi
berkenaan dengan prinsip keaktifan
mengemukakan
bahwa individu merupakan
“manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial “(Mc Keachi,1976:230 dari Gredler MEB terjemahan munandir,
1991-105).
Dalam setiap belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah
kita amati sampai kegiatan psikis yang susah di amati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih keterampilan-keterampilan, dsb. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan
khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan
langsung/berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang di
tuangkan dalam kerucut
pengalamannya
mengemukakan
bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara lansung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan tangung jawab terhadap hasilnya
.
Pentingya
keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “ learning by doing
“-nya belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa yang
aktif, baik individial maupun kelompok, dengan cara memecakan masalah (problem solving ). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan
siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, kerterlibatan dengan
kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
pembentuk keterampilan.
4. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
barang kali .yang pailing tua adalah
yang dikemukakan oleh
teori Psikologi
Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dsb.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan
adalah teori Psikologi Asosiasi atau
Koneksionisme
dengan tokoh nya yang terkenal Thomdike. Berangakat dari salah satu hukum
belajar nya ‘ low of ecercise”, ia mengemukakan bahwa belajar ialah
pembentukan hubungan antara situmulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman- pengalaman itu membesar
peluang timbulnya respon. Seperti kata pepatah “ latihan menjadi sempurna “ (Thomdike,1931b:20 dari Gredler, Margaret E Bell,terjemahan munandir,1991: 51). Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari
koneksionisme
juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada koneksionisme
belajar adalah pembentukan hubungan
stimulus
dan respons maka pada piskologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Menurut
teori ini perilaku individu dapat di kondisikan, dan belajar merupakan upaya untuk
mengkondisikan suatu perilaku
atau respons terhadap
sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan,
mengulang-ngulang
sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu
selalu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus
penyerta.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip
pengulangan dalam belajar
walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama pengulangan untuk melatih
daya-daya jiwa sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk
respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. Metode drill dan stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip
pengulangan (Gage dan Berliner, 1984:259).
5. Tantangan
Teori medan (field
theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam
suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk
mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang
dihadapi dalam bahan ajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Pelajaran yang memberi kesempatan
pada siswa untuk menemukan
konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan
konsep-konsep,prinsip-prinsip , dan generalisasi tersebut. Penggunaan metode
eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan tantangan
bagi siswa untuk belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif
maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh
ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
6. balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan
balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F . Skinner.
Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah
stimulasinya, maka pada operant conditioning
yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya Thomdike. Siswa akan
belajar lebih semangatapabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Menurut
B.F.Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak
menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negaif dapat
memperkuat belajar (Gage dan
Berliner, 1984:272). Siswa belajar sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik dpaat merupakan oprant conditioning atau penguatan
positif. Sebaliknya anak
yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak
naik kelas, karena
takut tidak naik keas ia terdorong untuk belajar lebih kuat. Siswa menghindar
dari hal yang tidak menyenangkan maka penguatan negatif disebut escape
conditioning. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara
belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguaran. Balikan
yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode
ini akan membuat siswa terdorong untuk beljar lebih giat dan bersemangat.
7.
Perbedaan
individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak
ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan
yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan
hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan
individu perlu
diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran.
Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan
guru,tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Namun demikian, perlu disadari bahwa
implementasi prinsip-prinsip belajar sebagai implikasi prinsip-prinsip belajar
bagi siswa dan guru, tidak semuanya terwujud dalam setiap proses pembelajaran.
Agar anda mendapat kejelasan tentang implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa
dan guru, uraian berikut ini dapat membantu anda memperolehnya.
a. Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan
pembeljaran, dengan
alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-peinsip
belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka
menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
1. Perhatian
dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan
perhatian terhadap semua randangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan
belajar. Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa
bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan secara terus-menerus. Untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan motivasi
belajar mereka secara terus-menerus ,
siswa
dapat melakukannya dengan menentukan/ mengetahui tujuan belajar yang hendak
dicapai, menanggapi secara positif
pujian/dorongan dari orang lain,
menentukan
terget/sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya.
2. Keaktifan
Sebagai “primus motor” daam kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan beljar, siswa dituntut untuk selalu aktif
memproses dan mengolah perolehan beljarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah
perolehan belajarnya
secara efektif, pembelajaran
dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual,dan emosional.
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti
mencari sumber informasi yang dibutuhkan,
menganalisis
hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suaru reaksi kimia,membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya.
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3. Keterlibatan
langsung/berpengalaman
Impikasi prinsip ini dituntut pada para
siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan
kepada mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan
mereka memperoleh penglaman itu berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang
merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa. Bentuk perilaku
keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip
keaktifan pada diri siswa.
4. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti (Davies,1987:32). Dari pernyataan
inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi
adana prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk bersedia mengerjakan
latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Dengan kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa
bosan dalam melakukan pengulangan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang
merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur
kimia setiap valensi,mengerjakan soal-soal latihan, menghafal nama-nama latin
tumbuhan dsb.
5. Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah
tuntutan dimiliki kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memporoses, dan mengolah
pesan. Selain
itu, siswa
juga harus memiliki keingintanhuan yang besar terhadap permasalahan
yangdihadapinya. Bentuk-bentuk
perilaku
siswa yang merupakan
implikasi dar prinsip segala tantangan ini di
antaranya adalah melakukan ekperimen, meleksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah
6. Balikan dan penguatan
Hal ini timbul kesadaran adanya
kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyatan terhap skor/nilai yang di
capai atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7. Perbedaan induvidual
Setiap
siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang
lain. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)nya
sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar
(Davies, 1987:32). Implikasi adanya prinsip
perbedaan individual bagi siswa di antaranya adalah menentukan tempat duduk dikelas ,menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya
prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun
psikis.
Contoh
: Identifikasi
Implikasi
Prinsip-prinsip
Belajar
bagi Siswa
dalam Kegiatan
Pembelajaran
di SLTA
I.
Identitas
Bidang
studi : Biologi
Sub
bidang studi : 11.1 Penggunaan
Radiasi dan Radioisotop
Pokok
bahasan : 11.1.1 Radiasi
Sub
pokok bahasan : 11.1.2 Radioisotop
11.1.3
Dampak
penggunaan Radiasi
dan Radioisotop
Kelas/smester : III/6
Alokasi
waktu : 3x2x40 menit
II.
Identifikasi implikasi prinsip-prinsip
belajar bagi siswa
No
|
Deskripsi Kegiatan
|
Prinsip belajar menampak
|
|
Pembelajaran
|
Siswa
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
Diadakan
kunjungan belajar (karyawisata) kebagian radiologi RSUD pada hari minggu.
Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sebelum pertemuan pertama pokok bahasan penggunaan
radiasi dan radioisotop.
Dibahas
laporan kunjungan belajar ke RSUD bagian radiologi, dikaitkan dengan radiasi
Diberikan
bacaan tentang radiasi untuk dibaca
Mendiskusikan
jenis-jenis sinar yang menghasilkan radiasi yang berenergi tinggi
Diceranmahkan
dengan bantuan OHP mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu
Diberikan
pertanyaan mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu
Didiskusikan
kerugian penggunaan radiasi terhadap manusia
Ditayangkan
hal-hal yang berhubungan dengan radiasi, sebagai telah dipelajari sebelumnya
Didiskusikan
dalam diskusi kelas mengenai teknik perunut radioisotop dalam bidang medis
atau farmasi
Diceramahkan
tentang teknik perunut radioisotop dalam bidang biologi/pertanian. Selama
ceramah ditunjukan gambar-gambar atau poster yang berhubungan denga ceramah
Dilaksanakan
Tanya jawab mengenai dampak penggunaan radiasi dan radioisotope yang
membahayakan kehidupan
Diadakan
reviu tentang pokok bahasan penggunaan radiasi dan radioisitop
Dilancarkan
tes tertulis mengenai penggunaan radiasi dan radioisotope
Dikoreksi
dan dibahas tes tertulis bersama-sama secara klasikal
|
Terlibat
mengumpulkan informasi tentang radiologi
Memberikan
laporan dan sumbangan ide dalam pembahasannya
Membaca
tentang bacaan tentang radiasi dan menandai hal-hal penting didalamnya
Terlibat
dalam diskusi mengenai jenis-jenis sinar yang menghasilkan radiasi berenergi
tinggi
Memperhatikan
ceramah mengenai manfaat radiasi diberbagai disiplin ilmu
Menjawab
secara aktif setiap pertanyaan yang diberikan, mengenai manfaat radiasi
diberbagai disiplin ilmu
Terlibat
dalam diskusi mengenai kerugiaan-kerugian penggunaan radiasi terhadap manusia
Menjawab
secara aktif pertanyaan yang diberikan
Terlibat
secara aktifdalam diskusi dan turut menanggapi ide atau informasi mengenai
teknik perunut radioisotop dalam bidang teknik/farmasi
Memperhatikan
ceramah dan mencatat hal-hal yang penting mengenai teknik perunut radioisotop
dalam bidang biologi/pertanian
Terlibat
Tanya jawab secara aktif, menanggapi dan menjawab pertanyaan mengenai dampak
penggunaan radiasi dan radioisotop yang membahayakan kehidupan
Menanyakan,
menanggapi, menjawab, mencatat hal-hal penting tentang pokok bahasan
penggunaan radiasi dan radioisitop
Mengerjakan
tes tertulis mengenai penggunaan radiasi dan radioisotope
Memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti
|
Perhatian,
keaktifan, tantangan
Perhatian,
keaktifan, dan tantangan
Keaktifan
dan perbedaan individual
Keaktifan,
tantangan, dan perbedaan individual
Perhatian,
keaktifan, perbedaan individual.
Pengulangan,
perbedaan individual.
Keaktifan,keterlibatan
langsung, perbedaan individual.
Keaktifan,
pengulangan, keterlibatan langsung, perbedaan individual.
Keaktifan,
pengulangan, keterlibatan langsung, perbedaan individual
Keaktifan,
perbadaan individual
Keaktifan perbedaan
individual
Perhatian,
keaktifan, perbedaan
individual
Pengulangan,
keaktifan, penguatan
Keaktifan,
tantangan perbedaan individual
Keaktifan,
umpan balik, penguatan, dan perbedaan individual
|
b. Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi guru
Guru
sebagai penyelenggaraan dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh
adanya prinsip-prinsip belajar ini. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam
perilaku fisik dan psikis mereka.
Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam perilaku guru,
dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.
1. Perhatian
dan motivasi
Implikasi
prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut :
a.
Guru menggunakan metode pembelajaran
bervariasi
b. Guru
menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan.
c. Guru
menggunakan gaya bahasa tidak monoton
d. Guru
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan
implikasi prinsip-prinsip motivasi bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku
yang diantaranya adalah :
a. Memilih
bahan ajar sesuai minat siswa
b. Menggunakan
metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
c. Mengoreksi
sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahu hasilnya
kepada siswa.
d. Memberikan
pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap
pertanyaan yang diberikan.
e. Memberikan
nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Perilaku
yang merupakan implikasi prinsip-prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat
tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2. Keaktifan
Peran guru mengorganisasikan kesempatan
belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat
didaktis menjasi lebih bersifat mengindividualis , yaitu menjamin bahwa setiap
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam konsdisi yang ada (sten,
1988:244). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan
menuntut siswa selalu aktif mencari,memperoleh,dan mengolah perolehan belajarnya.
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru di
antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
a. Menggunakan
multimetode dan multimedia.
b. Memberikan
tugas secara individual dan kelompok.
c. Memberikan
kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil (beranggota
tidak lebih dari 3 orang ).
d. Memberikan
tugas untuk membaca bahan belajar, mencata hal-hal yang kuranag jelas
e. Mengadakan
tanya jawab dan diskusi.
3. Keterlibatan
kelangsungan /berpengalaman
Keterlibatan
berlangsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat
melibatkan siswa secara fisik, mental emosional,dan intelektual dalam
kegiatan pembelajaran, maka
guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa
dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip
keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya adalah :
a. Merancang
kkegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan
kelompok kecil.
b. Mementingkan
eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demontrasi.
c. Menggunakan
media yang langsung digunakan oleh siswa.
d. Memberikan
tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotor
yang dicontohkan.
e. Melibatkan
siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi diluar kelas ataupun diluar
sekolah.
f. Melibatkan
siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.
Implikasi
lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah
kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran
kegatan pembelajaran yang mampu mengarahkan,
membimbing,
dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4. Pengulangan
Implikasi
prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan
pembelajaran yang berisi pesan yang membetuhkan pengulangan dengan yang tidak
membutuhkan pengulangan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip
pengulangan di antaranya adalah :
a. Merancang
pelaksanaan pengulangan
b. Mengembengkan/merumuskan
soal-soal latihan.
c. Mengembangkan
petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus di ulang.
d. Mengembangkan
alat evaluasi kegiatan pengulangan.
e. Membuat
kegiatan pengulangan yang bervariasi
5. tantangan
Tantangan
dalam kegiatan pembelajaran yang diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan
dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran, perilaku guru
yang merupakan implikasi prinsip tantangan diantaranya adalah :
a. Merancang
dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukannya secaea individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang)
b. Memberikan
tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain
diluar sekolah sebagai sumber informasi.
c. Menugaskan
kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
d. Mengembangkan
bahan pembeljaran (teks,hand out,modul,dan yang lain.)yang memperhatikan
kabutuhan siswa untuk mendapatkan tantagan di dalamnya, sehingga tidak harus semua pesan
pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari
dari sumber lain.
e. Membimbing
siswa untuk menemukan fakta,konsep,prinsip,dan generalisasi sendiri.
f. Guru
merancang dan mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-masalah
uang disajikan dalam topik diskusi .
6. Balikan dan penguatan
Implikasi
prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru,berwujud perilaku-perilaku yang
diantaranya adalah :
a. Memberitahukan
jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dikawab siswa
secara benar ataupun salah.
b. Mengoreksi
pembahasan pekerjaan rumah yang
diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
c. Memberikan
catatan-catatan pada hasil karya siswa (berupa makalah,laporan,klipping
pekerjaan rumah)berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja
pembelajaran.
d. Membagikan
lembar jawaban tes pembelajaran yang telah terkoreksi oleh guru,disertai skor
dan catatan-catatan bagi pelajar.
e. Mengumumkan
atau menginformasikan peringkat yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang
dicapai dalam tes.
f. Memberikan
anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab
dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
g. Memberikan
hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.
7. perbedaan
individual
Implikasi
prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang di
antaranya adalah :
a. Menentukan
penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa
sesuai karakteristiknya.
b. Merancangkan pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan
pesan pembelajaran.
c. Mengenali
karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran
yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.
Contoh : Identifikasi Implikasi Prinsip-prinsip bagi
Guru dalam kegiatan Pembelajaran di SLTA
I.
Identitas
Mata Pelajaran :
Sosiologi dan antropologi
Pokok Bahasan :
1.1 Kebutuhan Manusia
Sub-Pokok Bahasan :1.1.1
Pengertian
1.1.2
Kebutuhan
Hidup Mendasar/Primer
1.1.3
Kebutuhan
Sosial
1.1.4
Kebutuhan
Integratif
Kelas/Semester :
II/3
Program :
Pengetahuan Budaya
II.
Identifikasi
Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru
No.
|
Deskripsi kegiatan
|
Prinsip Belajar Menampak
|
|
Pembelajaran
|
Siswa
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Diberitahukan tujuan dan
pokok bahasan dalam kegiatan pengajaran.
Dilakukan tanya jawab
tentang pengertian kebutuhan
Dijelaskan tentang tiga
jenis kebutuhan manusia.
Ditugaskan kepada siswa
untuk mengindentifikasikan macam-macam kebutuhan primer manusia dan cara-cara
memenuhi.
Didiskusikan secara
klasikal tentang kebutuhan primer manusia dan cara-cara pemenuhannya.
Dijelaskan tentang
pengertian kebutuhan sosial manusia.
Dilakukan tanya jawab
tentang macam-macam kebutuhan manusia.
Dijelaskan tentang
kebutuhan integratif manusia dan contoh-contoh kebutuhan integratif.
Diadakan diskusi kelas
tentang kebutuhan integratif manusia, contoh kebutuhan integratif, dan cara
pemenuhannya.
Diklakukan perangkuman dan
penyimpulan isi pelajaran tentang kebutuhan manusia.
Dilancarkan penilaian
hasil belajar pokok bahasan kebutuhan manusia.
Dibahas soal-soal tes
penilaian hasil belajar secara bersama-sama.
|
Menginformasikan tujuan
intruksional khusus dan garis besar isi pelajaran serta langkah pengajaran
yang akan dilaksanakan.
Memberikan pertanyaan dan
memberkan komentar terhadap jawaban yang diberikan.
Menjelaskan tentang tiga
jenis kebutuhan manusia.
Menugaskan kepada siswa
yang satu bangku mendiskusikan macam-macam kebutuhan primer manusia dan
cara-cara memenuhinya.
Mengarahkan dan membimbing
diskusi kelas mengenai macam-macam kebutuhan dan car pemenuhannya yang
dilakukan manusia.
Menjelaskan pengertian
kebutuhan manusia sosial dan memberi kesempatan kepada siswa hal-hal yang
kurang jelas.
Menanyakan dan mengulas
jawaban tentang macam-macam kebutuhan sosial manusia.
Memberikan bahan bacaan
tentang kebutuhan integratif manusia dan pemenuhan kebutuhan integratif.
Mengarahkan dan membimbing
diskusi kelas tentang kebutuhan integratif manusia, contoh-contoh kebutuhan
integratif manusia, dan cara pemenuhannya.
Mengarahkan pembuatan
rangkuman dan kesimpulan tentang kebutuhan manusia yang dilakukan siswa.
Melaksankan penilaian
hasil belajar pokok bahasan kebutuhan manusia.
Mengulas jawaban soal-soal
tes penilaian hasil belajar bersama siswa.
|
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
.................................
|
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya prosesbelajar siswa yang bersifat
internal. Gagne dan Briggs (1979:3). Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik antara pendidik dengan pesertadidik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai
hasil yang diinginkan.
Secara
umum, prinsip-prisip belajar yaitu :1) Perhatian dan Motivasi 2) Keaktifan 3)
Keterlibatan langsung atau pengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan
dan penguatan (law of effect) 7) Perbedaan individual.
B.
Saran
Dengan membaca makalah ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan menambah
pengetahuan pembaca pada umumnya tentang prinsip belajar dan asas pembelajaran.
Sehingga dapat menerapkannya dalam
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono.2010.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT.RINEKA CIPTA
Imron,Ali.1996.Belajar
dan Pembelajaran.Jakarta:PT.DUNIA PUSTAKA JAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar